Rabu, 13 Desember 2017

CERITA PETANI

Dengan memenuhi tugas kuliah dari dosen. Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Borneo Tarakan. Kota Tarakan Kalimantan Utara.
Berikut saya memberi sedikit informasi hasil analisis kuisioner kami dari beberapa petani di daerah kampung 1/skip, kecamatan tarakan tengah.

A. Karakteristik Petani
Petani di daerah tersebut berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, usia mereka 21-67 tahun. Para petani tersebut paling tinggi berpendidikan SMA, Petani merupakan pekerjaan utama bagi sebagian mereka. Penghasilan mereka 500 ribu hingga 1 juta dalam setiap musim panen. Sebagian dari mereka tidak mengikuti kegiatan kelompok tani.

B. Keadaan Umum Petani
Petani tersebut kebanyakan hanya penggarap dan penyewa lahan di bandingkan kepemilikan lahan sendiri, luas lahan merka < 1.000 m2  hingga 1 Ha. Para petani memilih menanam komoditas cabe, kacang panjang, jagung, dan timun. Karena komoditas tersebut murah, mudah didapat dan hanya belajar budidaya. Kebanyakan petani tersebutmenggunakan pola tanam satu macam secara terus menerus (setiap musim). Asal usul benih yang mereka gunakan dengan menggunakan biaya sendiri misalnya, benih kacang panjang 120 ribu – 800 ribu dan benih jagung 150 ribu. Hasil yang mereka dapatkan di jual sendiri ke pasar, di jual ke tengkulak dan di jual keliling.

C. Permasalahan dalam usaha tani
Masalah yang sering dihadapi para petani ialah Hama dan Penyakit tanaman, jenis hama yang mereka temui ulat, kutu daun dan belalang, sedangkan infeksi/penyakit yang ditemui busuk buah dan kriting daun. Dari serangan tersebut kehilangan hasil panen mencapai 50% - 80%, mereka mencegah serangan tersebut dengan mencabut yang terkena penyakit dan menyemprotkannya dengan pestisida terkadang mereka hanya membiarkan saja. Jika dalam budidaya tersebut muncul hama dan penyakit, mereka bertanya kepada teman dan dinas petanian tetapi ada juga yang hanya inisiatif sendiri.

D. Pengetahuan petani tentang pengetahuan pestisida
Kebanyakan dari mereka tidak tahu pengertian dari pestisida, tetapi mereka tau kegunaan pestisida secara umum. Sebelum mengaplikasikan pestisida mereka membaca terlebih dahulu label atau tata caranya, ada juga yang tidak dengan alasan tidak tahu membaca (buta huruf). Aplikasi pestisida dilakukan bervariasi, 2 kali seminggu, 3-4 kali seminggu, dan 1 kali sebulan. Mereka sangat yakin bahwa pestisida dapat mengatasi masalah mereka dalam usaha tani, secara mereka tidak mengetahui perbedaan insektisida, fungisida dan herbisida. Sebagian dari mereka menyemprot pestisida tidak searah dengan arah angina dan tidak menggunakan savety.


E. Sikap kerasionalan penggunaan pestisida
Menurut mereka, penyemprotan lebih sering dilakukan untuk meningkatkan hasil, dan sebagian dari mereka berpendapat bahwa penyemprotan yang tejadwal tidak dapat menyelamatkan hasil panen. Bagi mereka penyemprotan perlu dilakukan seawal mungkin saat gejala serangan hama atau penyakit mulai terlihat. Jika melakukan penyemprotan pada pagi hari lalu hujan, sore hari atau keesokannya mereka tidak menyemprotnya lagi tapi sebagian ada yang melakukannya. Walaupun harga pestisida murah, itu tidak berpengaruh bagi mereka untuk lebih sering menyemprot. Jika pestisida yang mereka gunakan saat ini tidak berpengaruh bagi usaha tani yang mereka lakukan, mereka akan melakukan pergantian pestisida.

F. Sikap kepedulian petani terhadap dampak pestisida
Bagi mereka tanaman yang sering disemprotkan dengan pestisida dapat mengandung racun, dan sebagian dari mereka juga berpendapat bahwa penyemprotan dengan pestisida dapat menyebabkan organisme bukan sasaran yang di sekitar jadi punah. Sebagian dari mereka tetap akan menggunakan pestisida yang sudah kadaluwarsa, dan menurut mereka penyemprotan dengan pestisida tidak dapat menyebabkan tanaman menjadi mati karena keracunan.


G. Dampak penggunaan pestisida
Sebagian dari mereka tidak mengalami pusing ketika menyemprot atau setelahnya, walaupun tidak menggunakan savety dan melihat tanaman yang rusak setelah aplikasi.
Sebagian dari lahan mereka terdapat peternakan disekitar dan tidak terjadi kematian pada hewan ternak. Tanah pada lahan petani yang sering diaplikasikan terlihat kurang gembur.